kalau ada sekelompok orang yang memenuhi syarat buat istilah “Terputus sejak Dunia Luar” itu yaitu suku Sentinelese. bagaikan pribumi pulau Andaman lainnya, mereka telah berhasil hidup selama ribuan tahun di dekat salah satu jalur pelayaran paling antik namun tetap terhindar sejak pengaruh peradaban luar.
North Sentinel Island |
Dokumen Arab & Persia awal melaporkan bahwa pulau-pulau Andaman dihuni oleh suku-suku ganas. Kemudian penjelajah India & Eropa menjauhi pulau-pulau tersebut buat menghindari suku-suku yang ganas ini.
Marco Polo menyebut mereka “Masarakat yang paling keras & kejam yang tampaknya memakan semua orang yang mereka tangkap”. Dengan kata lain, selama ratusan tahun di mana seluruh dunia saling menginvasi & saling menaklukkan satu sama lain, namun suku-suku di kepulauan Andaman tersebut terhindar sejak invasi & penaklukan sebab ketidakramahan kekejaman mereka, sehingga menjadikan semua penjelajah jaman dahulu memutuskan buat membiarkan saja kepulauan ini.
Namun lambat laun hal-hal diatas mulai berubah. Selama pemerintahan kolonial Inggris di India & Burma, pemukiman Eropa yang permanen pertama, koloni hukuman, didirikan pada akhir 1700-an di pulau Andaman Besar. Satu demi satu suku setempat perlahan mulai menanggalkan isolasi mereka. beberapa suku punah. Suku terakhir yang akibatnya mau berinteraksi dengan dunia luar yaitu suku Jarawa, yang melakukan kontak damai pertama dengan pemerintah India pada tahun 1997.
Perbandingan peta yang menunjukkan distribusi suku-suku Andaman di Kepulauan Andaman – awal 1800-an dibandingkan dengan tahun 2004.
(a) depopulasi cepat tenggara tanah air suku Jarawa pada periode 1789-1793
(b) Onge (warna biru) & penyusutan Andaman Besar buat pemukiman terisolasi
(c) Suku Jangil punah pada tahun 1931
(d) Jarawa pindah ke pantai barat Andaman Besar
(e) cuma zona Sentinelese yang agak utuh
Sedangkan suku Sentinelese, penduduk pulau Utara Sentinel kecil, yaitu satu-satunya suku yang tersisa di rantai Andaman yang mempertahankan isolasi mereka. dari tahun 1967 pemerintah India telah berusaha buat melakukan kontak damai dengan Sentinelese dibawah naungan penelitian antropologi . “Ekspedisi Kontak” tersebut terdiri sejak serangkaian kunjungan dengan membawa hadiah bagaikan kelapa & barang-barang yang diperkirakan dibutuhkan oleh Sentinelese, dengan tujuan buat membujuk Sentinelese supaya menghilangkan adat permusuhan mereka kepada orang luar. Hampir semua upaya tersebut disambut dengan hujan anak panah & batu!
Pada tahun 2006, pemanah Sentinelese menewaskan dua orang nelayan yang sedang memancing secara ilegal di dekat pulau mereka, & mereka juga mengusir helikopter yang dikirim buat mencuri mayat nelayan dengan hujan panah. akibatnya pemerintah India mencuri kebijakan buat membiarkan pulau Sentinel utara tetap tak terganggu. selagi tersebut nggak ada upaya terencana buat menghubungi Sentinelese & akses ke pulau Utara Sentinel dilarang keras.
Perahu nelayan yang direbut Sentinelese sebab terlalu dekat dengan pulau mereka
Semua pengetahuan mengenai Sentinelese berasal sejak pengamatan sejak jeda jauh atau sejak perbandingan dengan suku-suku kepulauan Andaman lainnya. Mereka diklasifikasikan selaku Negritos, kelompok yang mempunyai keterkaitan jauh dengan masyarakat yang mendiami daerah terisolasi di Asia Tenggara, namun menunjukkan ciri fisik bagaikan yang umumnya ditemukan di Afrika, bagaikan warna kulit yang sangat gelap & rambut keriting jagung. Suku Sentinelese kelihatannya lebih tinggi daripada rata-rata orang Andaman lainnya.
Sentinelese nggak mengenakan pakaian, cuma menggunakan daun, dawai serat atau bahan homogen selaku hiasan. Bando yang terbuat sejak flora merambat tampaknya menjadi mode di kalangan pria. nggak ada tanda-tanda pertanian di pulau itu. Sebagian besar alat & senjata mereka terbuat sejak batu & tulang hewan, & tampaknya suku Sentinelese memanfaatkan kepingan-kepingan logam yang terdampar di pantai mereka.
Populasi pulau Sentinel Utara diperkirakan menyentuh 250 orang. sesudah tsunami Samudera Hindia tahun 2004, ada ketakutan bahwa Sentinelese boleh jadi telah hancur, namun mereka tampaknya telah selamat acara relatif tanpa cedera.
Foto tersebut diambil akurat sesudah Sunami 26 Desember 2004 sejak Helikopter. Tampak Seorang Sentinelese berusaha mengusir Helikopter
Dan dibawah tersebut yaitu Video kontak dengan Sentinelese yang dikatakan “Friendly”. Namun yang nggak ada di video tersebut yaitu akhir sejak kontak ini yang berdarah-darah & hujan panah
Kita Telah lihat bahwa orang-orang Sentinelese tersebut sehat-sehat & kayaknya nggak kekurangan apapun. Bahkan mereka dapat selamat sejak bencana Sunami 2004 dengan tips mereka sendiri. Jadi kayaknya mereka memang nggak membutuhkan orang luar buat membantu mereka. Oleh sebab itu, mengapa kita nggak menghormati pilihan mereka buat nggak berinteraksi dengan orang luar bagaikan kita?
Terima kasih telah membaca artikel tentang Suku Sentinelese Di Andaman yang Mengisolasikan Diri Sampai Ribuan Tahun di blog Yang Terselubung jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.