Kisah Seorang Pemulung Wanita yang Dahulu Kaya Raya

Badan Sofia tampak sudah letih saat mengangkat karung berisi barang bekas. Ibu berusia 52 tahun itu sehari-hari bekerja sebagai pemulung di Jalan Blora, Jakarta Pusat.



Menjadi pemulung sebenarnya bukan menjadi pilihan Sofia. Ada cerita tragis di balik Sofia akhirnya menjadi pemulung.

Sofia mengaku, sebelumnya dia punya banyak uang. Namun hartanya dihabiskan di meja perjudian oleh sang suami. Setelah uang habis, dia malah ditinggalkan. Sofia terpaksa menjadi pemulung karena tidak memiliki rumah karena telah dijual oleh anaknya.

Pada tahun 1998 Sofia bekerja di Arab Saudi sebagai TKW. Setiap bulan Sofia mendapat upah Rp 7.200.000. Selama 5 tahun bekerja di sana dia membawa pulang sebanyak Rp 432.000.000. Setelah selesai bekerja di Arab, dia melanjutkan bekerja di Taiwan selama 2 tahun.

Usai mengadu nasib di negeri orang, ibu satu anak ini kembali ke Indonesia dengan menikmati kehidupan yang layak dengan hasil pekerjaannya di luar negeri. Suami Sofia juga saat itu bekerja di salah satu perusahaan ternama di Indonesia.

Kehidupan kelam yang membuat Sofia dan suami jatuh miskin. “Aku main kartu kuning, uang dihabisin di meja judi. Lha wong mainnya sekali putaran aja sudah berjuta-juta,” kata Sofia.

Setelah berfoya-foya dengan kehidupan mewah, suami sofia diam-diam selingkuh. Keadaan ini membuat Sofia menjadi stres.

“Waktu itu pusing, stres suami selingkuh. Sudah enggak punya apa-apa karena main judi,” tuturnya, Minggu (17/5).

Setelah jatuh miskin, suami Sofia menikah lagi. Rumah Sofia telah dijual oleh putri tunggalnya tanpa izinnya. Sofia terpaksa bekerja menjadi pemulung agar bsa bertahan hidup di Jakarta. Kembali ke kampung halaman adalah jalan yang memalukan bagi sofia karena tetangga maupun keluarga di kampung telah mengetahui dirinya jatuh miskin. Hanya saja pekerjaan yang sedang dilakukan Sofia masih tertutup rapat dari keluarga.

“Anak dan keluarga saya kalau nanya saya kerja apa, jawabnya enggak kerja apa-apa di Jakarta,” jelasnya.

Sebagai pemulung, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tak cukup. Dia kadang masih harus berutang untuk makan sehari-hari.

“Penghasilan pemulung enggak cukup untuk makan, kadang ngutang di warung untuk makan,” tambahnya.

Sofia berharap bisa bekerja sebagai pembantu rumah tangga. “Semoga dapat kerjaan jadi pembantu rumah tangga nih,” ujarnya.
Terima kasih telah membaca artikel tentang Kisah Seorang Pemulung Wanita yang Dahulu Kaya Raya di blog Yang Terselubung jika anda ingin menyebar luaskan artikel ini di mohon untuk mencantumkan link sebagai Sumbernya, dan bila artikel ini bermanfaat silakan bookmark halaman ini diwebbroswer anda, dengan cara menekan Ctrl + D pada tombol keyboard anda.

Artikel terbaru :

Rekomendasi Berita Lainnya close button